Minggu, 06 September 2015

Laporan praktikum Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel

Laporan praktikum Pembiasan Pada Kaca Plan Paralel



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA



logo+sma.jpg


Kelompok 5
Anggota :
-           Dadan Firmansyah
-          Dita Adyansyah
-          Jason Albert H
-          Novi Kandiyah
-          Tri Yuliani
Kelas : MIPA 7


SMA NEGERI 1 BANJAR
Jalan K. H Mustofa No. 1 Telp. (0265) 741192 Banjar 46311
Website: www.sman1banjar.sch.id  E-mail :smansa_bjr@gmail.com

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang atas perkenan-Nya kami telah menyelesaikan penyusunan laporan pratikum Fisika tentang pembiasan pada kaca plan paralel.
Laporan praktikum ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas pelajaran Fisika dan membuat pembaca mengetahui tentang pembiasan pada kaca plan paralel.
Masukan dari berbagai pihak atas segala kekurangan yang masih terdapat dalam laporan praktikum ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan dan perbaikannya di kemudian hari.
















                                                                                            Banjar,  Mei 2015
                                                                                                                                   


                                                                                            Penyusun


1.      JUDUL : Pembiasan pada kaca plan paralel

2.      TUJUAN

1.Menentukan indeks bias kaca plan paralel.
2.Menentukan pergeseran sinar pada kaca plan paralel.

3.      DASAR TEORI
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.
b. Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara.
Syarat-syarat terjadinya pembiasan :
1) Cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya;
2) Cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90o)
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :
1.  Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
2.  Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat membuat jelas pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun dekat karena adanya pembiasan.
3.   Terjadinya pelangi setelah turun hujan.
Hukum Snell

Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell (1591 –1626) melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :
1.      sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
2.      hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias.
Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium lainnya, sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang membentuk sudut terhadap permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu memasuki medium yang baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan.



Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua media dan pada sudut datang. Hubungan analitis antara q1 dan q2 ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell .
Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell dan dituliskan:
n1 sin q1 = n2 sin q2
q1 adalah sudut datang, dan q2 adalah sudut bias (keduanya diukur terhadap garis yang tegak lurus permukaan antara kedua media). n1 dan n2 adalah indeks-indeks bias materi tersebut. Berkas-berkas datang dan bias berada pada bidang yang sama, yang juga termasuk garis tegak lurus terhadap permukaan. Hukum Snell merupakan dasar Hukum pembiasan.
Jelas dari hukum Snell bahwa jika n2 > n1, maka q2 > q1, artinya jika cahaya memasuki medium dimana n lebih besar (dan lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya dibelokkan menuju normal. Dan jika n2 > n1, maka q2 > q1, sehingga berkas dibelokkan menjauhi normal
Sinar yang masuk bidang pembias I akan sejajar dengan sinar yang keluar dari bidang pembias II dan mengalami pergeseran. Pergeseran sinar tersebut dirumuskan :
t = d sin (i-r)/cos r

4.      LKS
Alat dan Bahan :
- Busur derajat             - Penggaris
- Jarum pentul              - Kertas
- Styrofoam                  - Pensil
- Kaca plan parallel      - Penghapus
Langkah Percobaan
1.   Letakan kaca plan paralel pada 1 kertas untuk 3x percobaan.
2.   Beri garis dibagian tepi kaca untuk mengukur ketebalan kaca (d).
3.   Gambar garis tegak lurus terhadap garis kaca plan paralel.
4.   Buatlah sudut datang (i) 30 derajat.
5.   Tancapkan 2 jarum pentul pada ujung-ujung sinar datang yang telah di gambar.
6.   Amatilah kedua jarum pentul yang di tancapkan pada sinar datang, dari sisi kaca yang lain dengan menancapkan 2 jarum pentul agar kedua jarum pentul tersebut kelihatan berimpit dengan jarum pentul yang tertancap pada sinar datang.
7.   Ambil kaca plan paralel dan tarik garis penghubung antara dua jarum pentul pada sinar bias kaca.
8.   Tarik garis penghubung antara sinar datang dengan sinar bias.
9.   Buat garis untuk mengukur t ukur (tu) dan ukur sudut bias kaca (r).
10.  Ulangi langkah 1-9 sebanyak 2 kali dengan besar sudut 45 dan 60 derajat.

5.      HASIL PRAKTIKUM
Tabel
No
(i)
(r)
t ukur
1
30°
21°
 = 1,4
0,92
1
2
45°
28°
 = 1,54
1,81
2
3
60°
35°
 = 1,53
2,77
3

6.      KESIMPULAN

1.      Sinar yang melalui dua medium berbeda yaitu kaca dan udara (dalam percobaan) akan mengalami perubahan kecepatan dengan indikasi pembelokan sinar. Hal ini disebut pembiasan cahaya. Indeks bias akan membuat pergeseran dari sudut datang semula.
2.      Semakin kecil sudut sinar datang maka pergeseran sinarnya kecil, dan apabila semakin besar sudut sinar datang maka pergeseran sinarnya akan besar pula. Apabila kerapatannya lebih tinggi dari udara, maka sinar mengalami pembiasan mendekati garis normal. Sebaliknya, ketika sinar dari kaca keluar menuju medium yang tingkat kerapatannya lebih rendah juga mengalami pembiasan, tetapi pembiasannya menjauhi garis normal.

3 komentar:

  1. terimakasih ka, sangat membantu :-)

    BalasHapus
  2. Terima Kasih kak benar-benar sangat bermanfaat, semoga semakin banyak pembacanya

    BalasHapus

Contoh Hasil Observasi Konsumsi Islami

Teori Konsumsi Islami ·          Pendahuluan Manusia pada dasarnya mempunyai kecenderungan berperilaku konsumtif, akan tetapi tidak...