Alat dan Bahan
Kaca plan paralel
Jarum pentul
Busur dan penggaris
Kertas HVS
Kardus
Langkah Kerja
1)Membuat garis lurus horizontal
pada kertas grafik.
2)Menempatkan sisi balok kaca tepat
pada garis lurus di kertas grafik.
3)Membuat garis sudut datang,
kemudian jarum ditancapkan tepat pada garis sudut datang.
4)Melihat posisi jarum dari sisi
balok kaca yang lain, kemudian menancapkan jarum pada titik sehingga kedudukan
jarum berimpit dengan jarum yang berada pada garis sudut datang.
5)Buatlah garis pada titik-titik
jarum yang berimpit, garis tersebut merupakan garis yang meninggalkan balok
kaca.
6)Buatlah garis dari titik sudut
datang pada batas sisi balok kaca dengan titik pada batas titik balok kaca
sinar yang meninggalkan balok kaca. Garis yang berada dalam balok kaca disebut
garis sinar bias.
7)Catat sudut datang = ….° dan sudut
bias = ….°
8)Lakukan dengan besar sudut datang
yang berbeda-beda kemudian masukkan dalam bentuk table
I.
TUJUAN PERCOBAAN
1.
Menentukan
pergeseran arah sinar pada kaca plan parallel
2.
Menentukan
indeks bias kaca plan paralel
II.
DASAR TEORI
Pembiasan cahaya
adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium
yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan
cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. mendekati
garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika
cahaya merambat dari medium optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat,
contohnya cahaya merambat dari udara ke dalam air.
b. menjauhi garis
normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika
cahaya merambat dari medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat,
contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara.
Syarat-syarat
terjadinya pembiasan :
1) cahaya melalui dua medium yang berbeda
kerapatan optiknya;
2) cahaya datang tidak tegaklurus terhadap
bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90O)
Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya :
1.
dasar kolam terlihat lebih dangkal bila
dilihat dari atas.
2.
kacamata minus (negatif) atau kacamata plus
(positif) dapat membuat jelas pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun
dekat karena adanya pembiasan.
3.
terjadinya pelangi setelah turun hujan.
Hukum Snell
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda
bernama Willebrord Snell (1591 –1626) melakukan eksperimen untuk mencari
hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal
dengan nama hukum Snell yang berbunyi :
1.
sinar datang, garis normal, dan sinar bias
terletak pada satu bidang datar.
2.
hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus
sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias.
Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke
medium lainnya, sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanya
lewat ke medium yang baru. Jika seberkas cahaya datang membentuk sudut terhadap
permukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dibelokkan pada waktu
memasuki medium yang baru. Pembelokan ini disebut Pembiasan.
Sudut bias bergantung pada laju cahaya kedua
media dan pada sudut datang. Hubungan analitis antara q1 dan q2
ditemukan secara eksperimental pada sekitar tahun 1621 oleh Willebrord Snell
(1591-1626).
Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Snell
dan dituliskan:
n1
sin q1 = n2 sin q2
q1 adalah
sudut datang, dan q2 adalah sudut bias (keduanya diukur
terhadap garis yang tegak lurus permukaan antara kedua media). n1
dan n2 adalah indeks-indeks bias materi tersebut.
Berkas-berkas datang dan bias berada pada bidang yang sama, yang juga termasuk
garis tegak lurus terhadap permukaan. Hukum Snell merupakan dasar Hukum pembiasan.
Jelas dari hukum Snell bahwa jika n2
> n1, maka q2 > q1,
artinya jika cahaya memasuki medium dimana n lebih besar (dan
lajunya lebih kecil), maka berkas cahaya dibelokkan menuju normal. Dan jika n2
> n1, maka q2 > q1,
sehingga berkas dibelokkan menjauhi normal
Sinar yang masuk bidang pembias I akan sejajar
dengan sinar yang keluar dari bidang pembias II dan mengalami pergeseran.
Pergeseran sinar tersebut dirumuskan :
t = d sin (i-r)/cos r
III.
ALAT DAN BAHAN
1. Kaca plan paralel
2. Kertas HVS
3. Jarum
4. Busur
5. Mistar
6. Scientific Calculator
IV.
LANGKAH KERJA
1. Letakkan kaca paralel di atas kertas
HVS.
2. Tentukan sudut sinar datang dengan
menggunakan busur derajat.
3. Tandai sudut sinar datang tersebut dengan
menggunakan 2 jarum pada bidang pembias
4.Tentukan arahnya pergeseran sinar pada
bidang pembias 2 dengan menggunakan jarum juga dengan melihat pada kaca plan
paralel posisi jarum sehingga ke-4 jarum tersebut berada pada posisi yang berhimpit.
5 .Gambar arahnya sinar pada kertas tersebut.
6. Ulangi percobaan sebanyak 7kali untuk sudut
datang yang berbeda pada bidang pembias I.
7. Bandingkan hasil percobaan dan hasil
perhitungan kemudian analisa.
V.
HASIL PENGAMATAN
Pada 7 kali
percobaan yang dilakukan terdapat data sebagai berikut :
no
|
Sudut
datang
|
Sudut
bias
|
Tebal
kaca (d)
|
Indeks
bias (n)
|
Pergeseran
(t)
|
1
|
30
|
34
|
6 cm
|
0,945 cm
|
1,37 cm
|
2
|
45
|
27
|
6 cm
|
0,890 cm
|
2,08 cm
|
3
|
53
|
24
|
6 cm
|
0,880 cm
|
2,37 cm
|
4
|
60
|
20
|
6 cm
|
0,831 cm
|
3,09 cm
|
5
|
70
|
13
|
6 cm
|
0,842 cm
|
3,71 cm
|
6
|
75
|
10
|
6 cm
|
0,711 cm
|
4,49 cm
|
7
|
90
|
0
|
6 cm
|
∞
|
6,00 cm
|
Rata - rata
|
O,871 cm
|
3,31 cm
|
Analisa
perhitungan :
Indeks bias
didapat dari
sin i. n1 = sin
r. n
pergeseran = t
= d sin (i-r)/cos r
percobaan 1
indeks bias
’
n=1=indeks bias kaca pada udara
n’=
n’=sin 3O/sin34
n’=O,5/O,529
n’=O,945
pergeseran = t =
d sin (i-r)/cos r
= 6 sin (30-34) / cos 34
= 1,37 cm
percobaan 2
indeks bias
’
n=1=indeks bias kaca pada udara
n’=
n’=sin 45/sin27
n’=O,851/O,956
n’=O,89
pergeseran = t =
d sin (i-r)/cos r
= 6 sin (45-27)/ cos 27
= 2,O8 cm
percobaan 3
indeks bias
’
n=1=indeks bias kaca pada udara
n’=
n’=sin 53/sin24
n’=O,8/O,9
n’=O,88
pergeseran = t =
d sin (i-r)/cos r
= 6 sin (53-24) / cos 24
= 2,O8 cm
percobaan 4
indeks bias
’
n=1=indeks bias kaca pada udara
n’=
n’=sin 6O/sin2O
n’=O,3O4/O,912
n’=O,83
pergeseran = t =
d sin (i-r)/cos r
= 6 sin (6O-2O)/ cos 2O
= 3,O9 cm
percobaan 5
indeks bias
’
n=1=indeks bias kaca pada udara
n’=
n’=sin 7O/sin13
n’=O,774/O,42
n’=1,842
pergeseran = t =
d sin (i-r)/cos r
= 6 sin
(7O-13)/ cos 13
= 3,71cm
percobaan 6
indeks bias
’
n=1=indeks bias kaca pada udara
n’=
n’=sin 75/sin 1O
n’=O,387/O,544
n’=O,711
pergeseran = t =
d sin (i-r)/cos r
= 6 sin (75-1O)/ cos 1O
= 4,49 cm
percobaan 7
indeks bias
’
n=1=indeks bias kaca pada udara
n’=
n’=sin 9O/sin O
n’=
pergeseran = t =
d sin (i-r)/cos r
= 6 sin (9O-O)/ cos O
= 6 cm
VI.
KESIMPULAN
1. Sinar yang
melalui dua medium berbeda yaitu kaca dan udara(dalam percobaan) akan mengalami
perubahan kecepatan dengan indikasi pembelokan sinar. Hal ini disebut pembiasan
cahaya.
2. Hasil percobaan
menyatakan indeks bias kaca rata rata sebesar O,871
3. Indeks bias
akan membuat pergeseran dari sudut datang semula.
4. Pergeseran
berkas sinar rata-rata sebesar 3,31cm
D. KESIMPULAN
Dari percobaaan yang telah dilakukan
dapat di peroleh beberapa kesimpulan, yaitu:
1) Cahaya
yang melewati prisma akan mengalami pembiasan sehingga terjadi pembelokan
cahaya yang masuk dan keluar prisma
2) Dengan
memperpanjang sinar yang masuk dan keluar prisma akan di peroleh perpotongan
yang di sebut sudut deviasi
3) Sudut
deviasi berharga minimum jika sudut datang pertama (i1) sama
dengan sudut bias kedua (r2).
4) Pada prisma
terjadi dua kali pembiasan, Sinar akan terjadi pembelokan atau pembiasan
di saat sinar melalui dua medium yang tingkat kerapatannya berbeda. Apabila
kerapatannya lebih tinggi dari udara, maka sinar mengalami pembiasan mendekati
garis normal. Sebaliknya, ketika sinar dari prisma keluar menuju medium yang
tingkat kerapatannya lebih rendah juga mengalami pembiasan, tetapi pembiasannya
menjauhi garis normal
5) Sinar datang
dan sinar keluar inilah yang akan membentuk sudut deviasi pada prisma.
- TUJUAN
· Mengetahui
bagaimana pembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
· Dapat
menghitung pembiasan pada kaca plan paralel dan prisma
· Mengetahui
kegunaan sehari-hari kaca plan paralel dan kaca prisma
·
Mengetahui dan menghitung pembelokan
cahaya pada kaca plan paralel dan prisma
Dari analisis data yang telah
diberikan dapat ditarik bebrapa kesimpulan yaitu cahaya dapat dibiaskan, sudut
sinar yang masuk kedalam kaca plan-paralel akan dibiaskan sejajar (sudut
deviasi nol) dengan sudut keluar sinar tersebut, semakin besar sudut datang
semakin besar juga pergeseran sinar tersebut. Pergeseran tersebut juga
dipengaruhi oleh indeks bias. Dari praktikum tersebut didapat bahwa indeks kaca
plan-paralel adalah 1,55.
Dalam
melakukan praktikum ini, faktor yang paling menentukan adalah ketelitian. Maka
dari itu, dalam menentukan dan menggambar sudut harus cermat dan teliti.
Gejala apa yang kamu lihat pada
pembiasan kaca plan paralel ?
Gejala pembiasan cahaya oleh kaca
plan-paralel, kaca plan-paralel mempunyai deviasi nol, dan pergeseran sinar
dipengaruhi oleh indeks bias kaca.
2. Bagaimana sudut deviasi cahaya yang
masuk ke kaca dan yang keluar dari kaca planparalel?
Sudut cahaya atau sinar yang masuk
sama besar dengan sudut yang keluar kaca.
3. Besar indeks bias rata-rata kaca plan
paralel berdasarkan percobaan adalah?
Besar indeks bias rata-rata kaca
plan paralel adalah 1,55
4.
Bagaimana
hubungan besar sudut datang dan sudut bias?
Sudut datang berbanding lurus dengan
sudut bias, apabila sudut datang semakin besar maka sudut bias juga bertambah
besar.
5. Bagaimana hubungan sudut datang dan
indeks bias?
Sudut datang tidak berpengaruh
terhadap indeks bias, karena indeks bias adalah nilai mutlak yang dimiliki
suatu medium.
6. Bagaimana hubungan antara sudut datang
dengan pergeseran sinar masuk dan sinar keluar?
Hubungan sudut datang dengan
pergeseran sinar adalah berbanding lurus, semakin besar sudut datang maka
semakin jauh pergeseran sinar. Hal ini sesuai dengan persamaan
t = (d)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar