Teori Konsumsi Islami
·
Pendahuluan
Manusia pada dasarnya mempunyai
kecenderungan berperilaku konsumtif, akan tetapi tidak semua bisa
menyalurkannya. Konsumsi dalam syariah memiliki batasan-batasan yang harus
diperhatikan selain halal yaitu tidak berlebih-lebihan. Dalam membelanjakan
harta terutama dalam berkonsumsi harus dilakukan secara wajar, karena Allah SWT
tidak suka dengan sikap mubazir. Kalangan mahasiswa merupakan salah satu
kelompok sosial dalam masyarakat yang rentan terhadap pengaruh gaya hidup,
tren, dan mode yang sedang berlaku. Salah satu trend yang sedang marak saat ini
adalah di dunia kosmetik, Banyaknya jenis dan merk yang dijual di toko maupun
online shop membuat masyarakat menjadi tertarik untuk mencoba. Begitupun dengan
Mahasiswi EPI UMY. Kebanyakan dari mereka membeli kosmetik karena kebutuhan.
Teori Konsumsi Islam dibagi menjadi empat
unsur yaitu :
1)
Konsep
kebutuhan dalam islam,
Dalam perspektif islam, kebutuhan
ditentukan oleh maslahah. Konsumsi dilakukan dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Hal ini berbeda dengan ekonomi konvensional, yang tidak
memisahkan antara keinginan dan kebutuhan, sehingga memiju terjebaknya konsumen
dalam konsumerisme. Karena manusia banyak yang memaksakan keinginan mereka,
seiring dengan beragamnya varian produk barang dan jasa.
2)
Maslahah
dan Utilitas
Kebutuhan merupakan konsep yang lebih
bernilai dari sekedar keinginan. Keinginan ditetapkan berdasarkan konsep
utility, tetapi kebutuhan didasarkan atas konsep maslahah. Tujuan syariah
adalah untuk mensejahterakan manusia, karenanya semua barang dan jasa yang
memberikan maslahah disebut kebutuhan manusia. Dalam islam, tujuan konsumsi
adalah bukanlah konsep utilitas melainkan kemaslahatan. Konsep utilitas sangat
subjektif karena bertolak belakang pada pemenuhan kepuasan, dan konsep maslahah
relatif lebih objektif karena bertolak pada pemenuhan kebutuhan. Maslahan
dipenuhi berdasarkan pertimbangan rasional normatif dan positif, maka ada
kriteria yang objektif tentang suatu barang ekonomi yang memiliki maslahah
ataupun tidak. Adapun utility ditentukan lebih subjektif karena akan berbeda
antara satu orang dengan orang lainnya.
3)
Final
Spending dan Konsumsi untuk akhirat
Final spending adalah konsumsi dan infak
seorang muslim, yaitu konsumsi yang berorientasikan duniawi untuk menjaga
berbagai macam kebutuhan dlaluriyat. Lebih jauh lagi maksud darikonsumsi itu
sendiri adalah penjagaan dalam eksistensi agama, kehidupan, akal, keturunan,
dan juga harta benda. Adapun infak merupakan representasi dari kebutuhan
seseorang yang berorientasi kepada akhirat, selain itu infak juga merupakan
tabungan pahala disisi Allah, yang ketika frekuensi kegiatannya naik maka akan
menaikkan keberkahan dalam harta seseorang.
4)
Konsumerisme
dan Tawazun
Ketika seseorang menginginkan keberkahan,
maka ia harus memulai untuk meraih keberkahan tersebut jauh sebelum konsumsi
dilakukan.Ia harus bekerja dengan cara yang baik, karena islam mempertimbangkan
proses pencarian rizeki harus dilalui dengan proses yang halal dan sah. Sebelum
akhirnya dibelanjakan untuk suatu barang atau jasa, dengan cara yang baik pula.
·
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari 5 mahasiswi yang dijadikan sebagai
responden, sebanyak 5 mahasiswi merupakan pengguna kosmetik. Sebesar 20% mahasiswi
menjadikan komestik sebagai kebutuhan sekunder, dan sisanya sebesar 80%
mahasiswi menjadikan kosmetik sebagai kebutuhan primer. Alasan mahasiswi
mengkonsumsi kosmetik 40% untuk kesehatan dan penampilan, 40% untuk penampilan,
dan sisanya 20% untuk kesehatan. Sebesar 100% dari 5 responden menyatakan bahwa
tidak ada kemudharatan jika tidak memakai kosmetik.
Dalam
melakukan pembelian kosmetik 80% mahasiswi yang dijadikan responden,
mempertimbangkan kehalalan produk yang mereka beli, sedangkan 20% lainnya tidak
mempertimbangkan kehalalan produk yang mereka beli dengan alasan lebih
mementingkan tingkat kecocokan kosmetik tersebut di kulit mereka. Disamping itu
pula 100% mahasiswi mempertimbangkan harga kosmetik yang mereka beli
berdasarkan kemampuan finansial masing-masing, dari 100% responden dana yang
mereka keluarkan untuk membeli kosmetik berkisar rata rata 10% - 25% persentase
ini menurut peneliti masih dalam batas wajar yakti tidak berlebihan dari uang
saku yang mereka dapat setiap bulannya. Mereka mempunyai dana tersendiri untuk
membeli kosmetik perawatan wajah dan tubuh (sabun, krim wajah, dan sebagainya)
karena mereka memiliki perhitungan habisnya produk. Namun untuk kosmetik
dekorasi (lipstik, bedak, dan sebagainya) mereka tidak memiliki dana khusus
karena habisnya produk tidak menentu, sehingga terkadang jika memang
benar-benar ingin membeli suatu produk mereka menyisihkan sebagian dana untuk
membeli produk yang mereka butuhkan.
Dari
seluruh responden berpendapat mereka membeli kosmetik untuk kepentingan pribadi
untung menjaga kebersihan dan menunjang penampilan, dan juga menjaga dan
merawat pemberian Allah, karena Allah itu maha indah dan mencintai keindahan.
·
Kesimpulan
Berdasarkan
pokok permasalahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dari
hasil studi kasus ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
I.
Pembelian kosmetik dalam Teori
Konsumsi Islam yaitu pembelian kosmetik dengan memperhatikan jumlah konsumsi
agar tidak berlebihan, tidak kikir, tidak boros, sehingga terhindar dari
perbuatan tabzir, kemudian barang yang dikonsumsi bukan merupakan barang haram,
dalam berkonsumsi diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah, serta
mempertimbangkan aspek aspek dalam Teori Konsumsi Islam yakni kebutuhan dalam
islam, maslahah, final spending, dan konsumsi untuk akhirat, serta konsumerisme
dan tawazun.
II.
Perilaku mahasiswi EPI UMY dalam
pembelian kosmetik yaitu meskipun kebanyakan mahasiswi lebih memperhatikan
tingkat kehalalan suatu produk kosmetik, tetapi masih ada sebagian kecil
mahasiswi yang tidak memperhatikan tingkat kehalalan suatu produk kosmetik
dengan alasan lebih mementingkan tingkat kecocokan kosmetik pada wajah mereka
daripada memperhatikan tingkat kehalalan suatu produk kosmetik tersebut.
III.
Berdasarkan pertimbangan dari keempat
aspek Teori Konsumsi Islam (Kebutuhan dalam islam, Maslahah, Final Spending dan
Konsumsi Akhirat, dan Konsumerisme vs Tawazun) maka perilaku mahasiswi EPI UMY
sebagian kecil tidak sesuai dengan Teori Konsumsi Islam, karena terdapat
beberapa aspek yang tidak terpenuhi.
Teori Permintaan dan Penawaran
Kemajuan teknologi membuat Budaya belanja online
berkembang
Seiring berkembangnya zaman, teknologi
informasi pun berkembang. semakin
canggih teknologi informasi dan semakin memberi kemudahan dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Termasuk dalam berkegiatan ekonomi, yang semakin
memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Teknologi tidak hanya memudahkan
manusia tetapi juga menawarkan hal baru yang merubah budaya dan kebiasaan yang
ada di masyarakat.
Indonesia termasuk kedalam kategori Negara
penggunaan internet terbanyak di dunia , hal inilah yang dilihat oleh beberapa
orang yang menganggap bahwa pengguna internet sebagai pangsa pasar yang cukup
menjanjikan. Hal inilah yang memicu semakin berkembangnya dan maraknya bisnis
online di Indonesia.
Seperti data dari BPS tentang berbelanja
online yang semakin marak berkembang dalam beberapa tahun terakhir, menurut
data dari Badan pusat statistik(BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI Kuartal
I-2017 Sebesar 5,01 % yang dilihat year on year, ditopang oleh beberapa faktor,
salah satunya adalah informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,01 %. Hal ini didorong dari banyaknya penggunaan
internet.
Ketua umum asosioasi pengusaha ritel roy
mendey, mengakui memang masyarakat tengah mengalami perubahan perilaku,
khususnya dalam pola belanja. Saat ini masyarakat banyak memilih bertransaksi
online dibanding secara konvensional.
Bahkan roy mengatakan melalui detikfinace,
dari catatannya jumlah volume transaksi secara online meningkat 1,5 % diatas
transaksi konvensional.
Adanya bisnis online semakin menggeser
pangsa pasar bisnis ritail modern, ada beberapa factor yang menyebabkan
masyarakat beralih kepada belanja online dari pada retail modern. Seperti :
1.
Menghemat
waktu dan tenaga
Tidak perlu lagi
berkeliling pusat perbelanjaan seperti mall atau toko, untuk mencari barang
yang diinginkan kita hanya perlu waktu sebentar untuk membuka internet dan tak
perlu berlama-lama mengantri dengan yang lain.
2.
Proses
lebih mudah
Kita hanya perlu
memesan barang dan melakukan pembayaran melalui via ATM atau mobile banking.
3.
Produk
lebih variatif
Banyak nya penjual
yang bergabung di bisni online membuat konsumen memiliki banyak pilihan ketika
berbelanja dan juga konsumen bisa langsung membandingkan harga situs 1 dengan
situs yang lain.
4.
Tidak
terikat waktu dan tempat
Kita bebas mau
mengakses dimanapun kapanpun karena kita tidak
perlu repot datang ke toko untuk membeli barang yang kita inginkan.
Dari factor tersebut kita bisa melihat
bahwa belanja dengan sistem online memiliki banyak kelebihan dibandingkan
dengan berbelanja di retail modern (offline), sehingga masyarakat lebih
cenderung memilih berbelanja di online shop dibandingkan degan berbelanja di
retail modern(offline). Namun kehadiran bisnis online tidak serta merta membuat
masyarakat meninggalkan kebiasaan berbelanja di toko retail modern, ada
sebagian masyarakat yang bahkan belum pernah berbelanja online karna alasan
tertentu. Dari adanya bisnis online kita bisa melihat bahwa ada perubahan pola
konsumsi dari masyarakat bisa berubah seiring waktu mengikuti zaman. semakin
marak bisnis online berkembang di Indonesia membuat retail modern semakin
kehilangan sebagian pangsa pasarnya. Tak mau ketinggalan banyak diantara bisnis retail modern yang
menggembangkan strategi pemasarannya melalui media social, sebagai contoh
matahari dept.store juga mengiklankan dan menjual produknya melalui akun di
internet .
Dengan adanya teknologi juga mengubah pola produksi produsen, yang
tentunya dengan adanya semakin memudahkan produsen dalam menproduksi suatu
barang termasuk dalam hal penjualan yang tentunya juga akan semakin mudah.
Dengan adanya kecanggihan teknologi erat kaitannya dengan biaya produksi, yang
tentunya dengan adanya teknologi yang semakin anggih akan menurunkan biaya
produksi. Sebagai contoh jika di toko
retail modern memerlukan karyawan/ pegawai yang banyak untuk menjalankan
kegiatannya, maka bisnis online tak begitu, hanya memerlukan beberapa karyawan
untuk menjalankan operasionalnya seperti customer service dan beberapa karyawan
lain. Begitupun dengan tempat untuk menjalankan kegiatan penjualan online tidak
memerlukan tokoh karena hanya memerlukan website untuk menjalankan proses
penjualan/ pemasaran berbeda dengan bisnis retail modern dimana harus
menyiapkan modal awal untuk membayar sewa gedung. Jika retail modern (offline)
harus mempunyai stock barang untuk dijual dan hal ini tergantung permintaan
pasar akan barang tersebut, bisnis online tidak harus menyediakan stock barang,
karena disesuaikan dengan permintaann konsumen. Sistem pemasarannya pun tentu
berbeda, dimana bisnis online tidak perlu serumit retail modern (offline) yang
harus mencetak brosur dan menyebarkannya kepada masyarakat yang tentunya
membutuhkan modal.
Kita bisa melihat perbedaan bisnis online
dengan bisnis retail modern (offline). Seiring perkembangan zaman dan teknologi
yang semakin canggih semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatannya
termasuk dalam transaksi ekonominya. Dengan adanya teknologi semakin
mengefisiensi waktu dan tenaga konsumen dalam hal mengkonsumsi suatu barang
yang digunakan untuk berbelanja. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi
juga mengubah pola produksi produsen yang tentunya dengan adanya kecanggihan
teknologi semakin mempermudah proses penjualan dan menghemat biaya operasional.
Perkembangan Teknologi mengubah kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia yang
dulu terbiasa berbelanja offline beralih ke online karena kemudahan yang
ditawarkan dari proses belanja online disbanding offline.
Dengan begitu kita bisa mengatakan dengan
adanya perkembangan teknologi informasi mengubah pola konsumsi masyarakat,
dimana kurva permintaan akan berubah naik dengan adanya perkembangan teknologi
seperti bisnis online, namun berbanding terbalik dengan bisnis retail modern
yang mengalami penurunan permintaan yang diakibatkan beralihnya konsumen ke
bisnis online.
ini adalah contoh kurva permintaan yang
saya ambil di internet, seperti yang telah saya tulis di halaman sebelumnya
bahwa dengan adanya perkembangan teknologi informasi komunikasi dalam hal ini
contohnya bisnis online yang sedang maraknya berkembang di Indonesia. Dimana
permintaan akan barang di media online meningkat dibandingkan secara
offline.sedangkan permintaan di bisnis offline menurun Sesuai dengan data BPS
dan penjelasan dari Roy mendey diatas.
Yang Melatar Belakangi Minat Konsumen
Lebih Memilih Belanja Di Pasar Modern
Seperti INDOMARET
Transaksi
menjual dan membeli tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Akibat arus
modernisasi yang semakin berkembang transaksi jual beli pun mengalami
perkembangan. Sehingga lahirlah istilah pasar modern. Pasar modern adalah pasar
yang dikelola dengan manajemen modern, dengan pelayanan yang baik, dimana
seperti yang kita ketahui di indonesia pertumbuhan pasar modern seperti
indomaret kini sangat menjamur, tidak bisa dipungkiri hal ini menjadi ancaman
untuk perekonomian warga indonesia sendiri dimana usaha-usaha kecil masyarakat
yang ada di warung-warung maupun dipasar tradisional menjadi sepi pembeli,
sehingga menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang.
Untuk
itu saya melakukan observasi langsung dan mewawancarai pembeli atau konsumen
mengenai hal yang melatarbelakangi minat konsumen lebih memilih belanja di
Indomaret,
Konsumen
pertama yang saya wawancarai yaitu Agia Cika Alamanda seorang mahasiswa UGM,
menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk membeli di indomaret adalah
karena tempatnya bagus jadi suasananya mendukung buat kita merasa nyaman saat
berbelanja, dan diindomaret barang-barangnya lengkap sehingga tidak perlu
berkeliling ke toko-toko untuk mencari jenis barang-barang yang berbeda.
Konsumen
kedua yang saya wawancarai yaitu Farghani Hassanusi Seorang mahasiswa UMY
Jurusan Tekhnik, menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk membeli di
Indomaret adalah karena tempatnya strategis dia tidak perlu jauh-jauh karena
disekitar kostnya sudah ada indomaret yang menyediakan berbagai keperluannya
sehari-hari, tidak cuman snack ataupun makanan dan minuman saja, tetapi untuk
peralatan mandi pun sudah tersedia. Dan menurutnya pelayanan di Indomaret
sangat bagus karena ketika dia malas untuk mencari barang yang diperlukannya
dia cukup menemui pelayannya dan barang tersebut akan ditunjukkan.
Konsumen
ketiga yang saya wawancarai yaitu Bagaskara seoarang mahasiswa UMY jurusan
Hubungan Internasional, Menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk
membeli di Indomaret adalah karena tempatnya bagus dibanding dia harus membeli
di pasar gamping yang tempatnya becek, dia juga menuturkan tidak mengerti soal
tawar menawar yang diberlakukan disistem jual beli pasar, jadi menurutnya di
Indomaret sudah terdapat harga pasti yang tidak membuatnya bingung akan
melakukan penawaran atau tidak,dan dia mengatakan bahwa di Indomaret lebih
cocok untuk terjadinya transaksi jual beli bagi mahasiswa atu anak muda jaman
sekarang.
Konsumen
keempat yang saya wawancarai yaitu Muhammad Ario WIB Jurusan Agroteknologi,
menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk membeli di Indomaret adalah
karena tempatnya nyaman, bersih, praktis tidak ribet, cepet dan barang serba
ada, tempat atau lokasi indomaret yang banyak ditemukan dimana saja dan yang
pasti strategis, serta pelayanannya yang baik dan ramah walaupun harga yang
ditawarkan mahal karena adanya sistem pajak.
Konsumen
kelima yang saya wawancarai yaitu seorang nenek bernama sumiati, menurut beliau
dia tidak pernah membeli barang di Indomaret walaupun tempatnya strategis dan
bersih ataupun menurut orang-orang lebih praktis tapi beliau lebih memilih
berbelanja di pasar tradisional selain bisa melakukan penawaran soal harga
disana dia juga bisa membandingkan harga penjual yang satu dengan penjual
lainnya sehingga dipasar menurutnya lebih murah, beliau juga mengatakan dia
bisa bercengkrama dengan penjual yg rata-rata usianya sama seperti beliau.
Teori
permintaan dimana perbandingngan lurus
antara permintaan terhadap harganya, apabila permintaan naik maka harga
relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun maka harga relatif akan
turun.
Teori
penawaran dimana semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah
barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah
harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Dan
teori menurut ekonomi islam mengenai permintaan dan penawaran adalah teorinya
hampir sama tapi islam titik beratnya pada
faedahnya dan ekonomi konvensional titik beratnya lebih pada harga.
Dari
teori permintaan dan penawaran tersebut, terdapat kaitan dengan 4 responden
dari kalangan mahsiswa yang menyatakan latar belakang mereka membeli di
Indomaret tidak mempedulikan harga disana tetapi lebih kenyamanan mereka dalam
berbelanja, karena indomaret lebih bersih, pelayanan yang bagus, barang yang
serba ada ini merupakan hal-hal yang mempengaruhi faktor-faktor permintaan, dan
indomaret menawarkan jumlah yang semakin banyak karena harga yang tinggi.
CONTOH
ini membuktikan kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan
maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang diminta
konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk
tersebut.
Berbagai
faktor yang dimaksud diantaranya adalah SELERA.
Akan
tetapi pada kalangan ibu-ibu atau responden seorang nenek tersebut memilih
untuk tidak membeli di Indomaret karena mempermasalahkan soal harga.
Jadi
dikasus ini tidak terjadi pergeseran kurva tetapi Pergerakan kurva permintaan
dimana h pergerakan yang terjadi di sepanjang kurva permintaan yang diakibatkan
oleh berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen sebagai akibat dari
perubahan harga produk tersebut.
Jadi,
jelas bahwa yang menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang kurva permintaan
adalah karena perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan
dengan Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan
akan turun, sehingga titik pada kurva permintaan akan bergerak ke kiri.
Yaitu
dari kurva indomaret tersebut dimana harga yang tinggi menyebabkan indomaret
menawarkan jumlah barang yang banyak. Karena sebagian besar konsumen indomaret
tidak mempermasalahkan harganya yang tinggi karena mereka akan tetap
membelinya.
Kasus
ini dalam islam teori penawaran dan permintaan yang terjadi di Indomaret ini
disimpulkan bahwa mereka tidak menitik beratkan pada faedah karena mereka lebih
memilih untuk kepuasan dan gaya hidup mereka tidak mengaitkan dengan
kebutuhan-kebutuhan.
Seberapa Besar
Minat Konsumen Membeli Barang Atau Jasa Di Pasar Tradisional Gamping, Sekarang
Kebutuhan adalah aspek pokok bagi manusia,
kebutuhan pangan terutama untuk mempertahankan hidupnya. Dalam memenuhui kebutuhannya manusia dituntut untuk
berlaku ekonomi dan saling berhubungan antara kelompok maupun individu satu
dengan yang lainnya. Manusia sendiri tidak bisa hidup secara individualisme.
Hasil dari obsevasi kepada salah seorang
mahasiswi UMY yang pernah berbelanja di pasar gamping ini bernama Retno
Yulianita, dia menjelaskan bahwa berbelanja di pasar gamping ini tidak seefisien
di pasar modern dimana ketika kita masuk ke dalam pasar kita harus memilih
dengan teliti barang yang akan kita beli dan harus pintar-pintar melihat
kondisi barang juga melakukan penawaran tinggi jika ingin mendapatkan harga
yang cocok. Harus kita ketahui bahwa antara pedagang satu dengan pedagang lain
menawarkan harga yang berbeda pada satu barang yang sama besaraanya maupun
kualitasnya. Jadi bagusnya ketika masuk kedalam pasar harus tau harga standar
pada suatu barang, tujuannya ketika kita melakukan penawaran kepada penjual
tidak terlalu rendah sehingga pedagang tidak ‘menjerit’ akan tawaran yang
konsumen minta.
Fasilitas yang ada di pasar gamping memang
tidak terlalu menarik minat pembeli terutama remaja yang kebanyakan ingin
simple dalam segala hal. Dimana hujan turun, maka pasar akan terlihat kumuh dan
kotor, banyak genangan di berbagai sudut yang membuat becek ketika memasukinya
belum lagi berdesakan dengan konsumen lain ketika memilih barang karena jalur
yang disediakan tidak teratur sehingga kadang-kadang salah satu konsumen harus
ada yang mengalah apabila berpas-pasan dengan konsumen lain.
Eka Nuraeni juga adalah mahasiswi UMY,
sebagai anak kosan ketika pergi berbelanja kebutuhan di pasar gamping seperti
makanan dan bahan pokok itu terbilang murah atau cocok dengan saku anak kosan.
Karena kualitas dari bahan pokok nya juga bisa bersaing dengan pasar modern,
soalnya di pasar gamping menjual produk yang segar tidak sisa atau bekasan
kemarin di jual lagi. Tetapi dengan fasilitas yang ditawarkan oleh pasar gamping
menurutnya tidak memuaskan dengan keadaan yang tidak bersih, juga posisi para
pedagang yang tidak tertata membuat konsumen harus pintar memilih jalur. Di
pasar gamping juga tidak selengkap di pasar bringharjo.
Dalam pelayanan menurutnya itu bagus, para
pedagangnya ramah dan sangat antusias ketika ada konsumen yang mampir membeli.
Tetapi sebagai anak kosan pergi ke pasar gamping itu hanya karena alasan
tertentu saja tidak setiap hari atau bahkan seminggu sekali, kalaupun itu hanya
membeli kebutuhan kosan atau kebutuhan sehari-harinya seperti perlegkapan mandi
ataupun dapur bisa di beli di warung biasa dan tukang sayur atau pergi ke mini
market.
Lain hal nya dengan Bu Mami dan Bu Jillah,
keduanya adalah penjual sayur mentahan yang belum di olah, dengan kata lain reseller sayuran dari pasar gamping.
Keduaya menjual berbagai macam sayuran yang di beli dari pasar gamping lalu di
jual kembali dengan tambahan harga agar tidak terjadi defisit. Bu Mami dan Bu
Jillah berjualan sayuran hanya di sekitaran rumahnya saja jadi pembeli yang
ingin membeli sayuran bisa langsung datang ke tempat mereka berjualan.
Bu Mami dan Bu Jillah membeli semua
kebutuhan dagangnya di pasar gamping, keduanya sudah memiliki langganan tetap
disana jadi ketika Bu Mami dan Bu Jillah ingin membeli sayuran biasanya selalu
SMS ( Short Message Service ) terlebih
dahulu seller sayuran tetapnya,
supaya ketika datang ke pasar gamping tinggal menggambil dan membayar pesanan
juga tidak perlu lama-lama dan berdesakan dengan konsumen lain. Menurut Bu Mami
berbelanja di pasar gamping tidak terlalu buruk, karena semua kebutuhan rumah
tangga maupun konsumsi bisa dijumapai disana. Kita juga bisa bertemu langsung
dengan petani sayuran sehingga kita bisa mendapatkan sayuran segar yang memang
baru dipetik dari lahan pertaniannya.
Bu Mami dan Bu Jillah memang mengakui
apabila tidak membeli sayuran di langganan tetapnya harus bisa menawar dan memilih. Menurutnya
fasilitas yang ditawarkan memang tidak senyaman di pasar modern, tetapi itu
bukan jadi alasan untuk tidak berbelanja di pasar gamping.
Pak Agus namanya adalah pemilik warung
kecil, produk yang sebagian kecilnya itu dibeli dari pasar gamping dan
selebihnya dari grosiran. Pak Agus terbilang kadang-kadang pergi membeli
kebutuhan warungnya di pasar gamping, karena memang kebutuhan warungnya setiap
beberapa hari sekali selalu ada yang mengantar ke tempatnya, sehingga tidak
terlalu repot harus pergi ke beberapa tempat. Pak Agus pergi ke pasar gamping
ketika membeli kebutuhan konsumsi dan menacari produk dagang dengan harga murah
untuk di jual kembali.
Bu Leni adalah seorang penjual bubur ayam.
Ia berbelanja bulanannya terkadang di pasar gamping. Sementara untuk kebutuhan
dagangnya ia hanya membeli di warung-warung biasa, karena memang untuk berjulan
bubur ayam tidak terlalu membutuhkan banyak bahan sehingga membeli kebutuhan di
warung biasa pun sudah tersedia. Bu Leni juga terkadang berbelanja kebutuhan
bulannannya di pasar modern, alasannya sambil refreshing atau jalan-jalan
bersama anak dan keluarganya. Tetapi ketika sedang sibuk kegiatan di daerahnya
seperti arisan kampung, Bu Leni memilih berbelanja bulanan di pasar gamping
karena jarak rumah dan pasar gamping kurang lebih hanya 3 km.
Jadi ketika melakukan observasi langsung
ke pasar gamping memang jika di presentasekan 85% yang berbelanja kebanyakan
adalah ibu-ibu dan 15% adalah remaja.
Terimakasih sudah berkunjung, dan tinggalakn komen dibawah ya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar