Sabtu, 18 November 2017

Contoh Hasil Observasi Konsumsi Islami



Teori Konsumsi Islami
·         Pendahuluan
Manusia pada dasarnya mempunyai kecenderungan berperilaku konsumtif, akan tetapi tidak semua bisa menyalurkannya. Konsumsi dalam syariah memiliki batasan-batasan yang harus diperhatikan selain halal yaitu tidak berlebih-lebihan. Dalam membelanjakan harta terutama dalam berkonsumsi harus dilakukan secara wajar, karena Allah SWT tidak suka dengan sikap mubazir. Kalangan mahasiswa merupakan salah satu kelompok sosial dalam masyarakat yang rentan terhadap pengaruh gaya hidup, tren, dan mode yang sedang berlaku. Salah satu trend yang sedang marak saat ini adalah di dunia kosmetik, Banyaknya jenis dan merk yang dijual di toko maupun online shop membuat masyarakat menjadi tertarik untuk mencoba. Begitupun dengan Mahasiswi EPI UMY. Kebanyakan dari mereka membeli kosmetik karena kebutuhan.


Teori Konsumsi Islam dibagi menjadi empat unsur yaitu :
1)      Konsep kebutuhan dalam islam,
Dalam perspektif islam, kebutuhan ditentukan oleh maslahah. Konsumsi dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini berbeda dengan ekonomi konvensional, yang tidak memisahkan antara keinginan dan kebutuhan, sehingga memiju terjebaknya konsumen dalam konsumerisme. Karena manusia banyak yang memaksakan keinginan mereka, seiring dengan beragamnya varian produk barang dan jasa.
2)      Maslahah dan Utilitas
Kebutuhan merupakan konsep yang lebih bernilai dari sekedar keinginan. Keinginan ditetapkan berdasarkan konsep utility, tetapi kebutuhan didasarkan atas konsep maslahah. Tujuan syariah adalah untuk mensejahterakan manusia, karenanya semua barang dan jasa yang memberikan maslahah disebut kebutuhan manusia. Dalam islam, tujuan konsumsi adalah bukanlah konsep utilitas melainkan kemaslahatan. Konsep utilitas sangat subjektif karena bertolak belakang pada pemenuhan kepuasan, dan konsep maslahah relatif lebih objektif karena bertolak pada pemenuhan kebutuhan. Maslahan dipenuhi berdasarkan pertimbangan rasional normatif dan positif, maka ada kriteria yang objektif tentang suatu barang ekonomi yang memiliki maslahah ataupun tidak. Adapun utility ditentukan lebih subjektif karena akan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya.
3)      Final Spending dan Konsumsi untuk akhirat
Final spending adalah konsumsi dan infak seorang muslim, yaitu konsumsi yang berorientasikan duniawi untuk menjaga berbagai macam kebutuhan dlaluriyat. Lebih jauh lagi maksud darikonsumsi itu sendiri adalah penjagaan dalam eksistensi agama, kehidupan, akal, keturunan, dan juga harta benda. Adapun infak merupakan representasi dari kebutuhan seseorang yang berorientasi kepada akhirat, selain itu infak juga merupakan tabungan pahala disisi Allah, yang ketika frekuensi kegiatannya naik maka akan menaikkan keberkahan dalam harta seseorang.
4)      Konsumerisme dan Tawazun
Ketika seseorang menginginkan keberkahan, maka ia harus memulai untuk meraih keberkahan tersebut jauh sebelum konsumsi dilakukan.Ia harus bekerja dengan cara yang baik, karena islam mempertimbangkan proses pencarian rizeki harus dilalui dengan proses yang halal dan sah. Sebelum akhirnya dibelanjakan untuk suatu barang atau jasa, dengan cara yang baik pula.
·         Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari 5 mahasiswi yang dijadikan sebagai responden, sebanyak 5 mahasiswi merupakan pengguna kosmetik. Sebesar 20% mahasiswi menjadikan komestik sebagai kebutuhan sekunder, dan sisanya sebesar 80% mahasiswi menjadikan kosmetik sebagai kebutuhan primer. Alasan mahasiswi mengkonsumsi kosmetik 40% untuk kesehatan dan penampilan, 40% untuk penampilan, dan sisanya 20% untuk kesehatan. Sebesar 100% dari 5 responden menyatakan bahwa tidak ada kemudharatan jika tidak memakai kosmetik.
Dalam melakukan pembelian kosmetik 80% mahasiswi yang dijadikan responden, mempertimbangkan kehalalan produk yang mereka beli, sedangkan 20% lainnya tidak mempertimbangkan kehalalan produk yang mereka beli dengan alasan lebih mementingkan tingkat kecocokan kosmetik tersebut di kulit mereka. Disamping itu pula 100% mahasiswi mempertimbangkan harga kosmetik yang mereka beli berdasarkan kemampuan finansial masing-masing, dari 100% responden dana yang mereka keluarkan untuk membeli kosmetik berkisar rata rata 10% - 25% persentase ini menurut peneliti masih dalam batas wajar yakti tidak berlebihan dari uang saku yang mereka dapat setiap bulannya. Mereka mempunyai dana tersendiri untuk membeli kosmetik perawatan wajah dan tubuh (sabun, krim wajah, dan sebagainya) karena mereka memiliki perhitungan habisnya produk. Namun untuk kosmetik dekorasi (lipstik, bedak, dan sebagainya) mereka tidak memiliki dana khusus karena habisnya produk tidak menentu, sehingga terkadang jika memang benar-benar ingin membeli suatu produk mereka menyisihkan sebagian dana untuk membeli produk yang mereka butuhkan.
Dari seluruh responden berpendapat mereka membeli kosmetik untuk kepentingan pribadi untung menjaga kebersihan dan menunjang penampilan, dan juga menjaga dan merawat pemberian Allah, karena Allah itu maha indah dan mencintai keindahan.
·         Kesimpulan
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dari hasil studi kasus ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
        I.            Pembelian kosmetik dalam Teori Konsumsi Islam yaitu pembelian kosmetik dengan memperhatikan jumlah konsumsi agar tidak berlebihan, tidak kikir, tidak boros, sehingga terhindar dari perbuatan tabzir, kemudian barang yang dikonsumsi bukan merupakan barang haram, dalam berkonsumsi diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah, serta mempertimbangkan aspek aspek dalam Teori Konsumsi Islam yakni kebutuhan dalam islam, maslahah, final spending, dan konsumsi untuk akhirat, serta konsumerisme dan tawazun.
     II.            Perilaku mahasiswi EPI UMY dalam pembelian kosmetik yaitu meskipun kebanyakan mahasiswi lebih memperhatikan tingkat kehalalan suatu produk kosmetik, tetapi masih ada sebagian kecil mahasiswi yang tidak memperhatikan tingkat kehalalan suatu produk kosmetik dengan alasan lebih mementingkan tingkat kecocokan kosmetik pada wajah mereka daripada memperhatikan tingkat kehalalan suatu produk kosmetik tersebut.
  III.            Berdasarkan pertimbangan dari keempat aspek Teori Konsumsi Islam (Kebutuhan dalam islam, Maslahah, Final Spending dan Konsumsi Akhirat, dan Konsumerisme vs Tawazun) maka perilaku mahasiswi EPI UMY sebagian kecil tidak sesuai dengan Teori Konsumsi Islam, karena terdapat beberapa aspek yang tidak terpenuhi.
 
Teori Permintaan dan Penawaran
Kemajuan teknologi membuat Budaya belanja online berkembang
Seiring berkembangnya zaman, teknologi informasi  pun berkembang. semakin canggih teknologi informasi dan semakin memberi kemudahan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Termasuk dalam berkegiatan ekonomi, yang semakin memberikan kemudahan dalam bertransaksi. Teknologi tidak hanya memudahkan manusia tetapi juga menawarkan hal baru yang merubah budaya dan kebiasaan yang ada di masyarakat.
Indonesia termasuk kedalam kategori Negara penggunaan internet terbanyak di dunia , hal inilah yang dilihat oleh beberapa orang yang menganggap bahwa pengguna internet sebagai pangsa pasar yang cukup menjanjikan. Hal inilah yang memicu semakin berkembangnya dan maraknya bisnis online di Indonesia.
Seperti data dari BPS tentang berbelanja online yang semakin marak berkembang dalam beberapa tahun terakhir, menurut data dari Badan pusat statistik(BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI Kuartal I-2017 Sebesar 5,01 % yang dilihat year on year, ditopang oleh beberapa faktor, salah satunya adalah informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,01 %.  Hal ini didorong dari banyaknya penggunaan internet.
Ketua umum asosioasi pengusaha ritel roy mendey, mengakui memang masyarakat tengah mengalami perubahan perilaku, khususnya dalam pola belanja. Saat ini masyarakat banyak memilih bertransaksi online  dibanding secara konvensional. Bahkan roy mengatakan melalui detikfinace, dari catatannya jumlah volume transaksi secara online meningkat 1,5 % diatas transaksi konvensional.
Adanya bisnis online semakin menggeser pangsa pasar bisnis ritail modern, ada beberapa factor yang menyebabkan masyarakat beralih kepada belanja online dari pada retail modern. Seperti :
1.    Menghemat waktu dan tenaga
Tidak perlu lagi berkeliling pusat perbelanjaan seperti mall atau toko, untuk mencari barang yang diinginkan kita hanya perlu waktu sebentar untuk membuka internet dan tak perlu berlama-lama mengantri dengan yang lain.
2.    Proses lebih mudah
Kita hanya perlu memesan barang dan melakukan pembayaran melalui via ATM atau mobile banking.
3.    Produk lebih variatif
Banyak nya penjual yang bergabung di bisni online membuat konsumen memiliki banyak pilihan ketika berbelanja dan juga konsumen bisa langsung membandingkan harga situs 1 dengan situs yang lain.
4.    Tidak terikat waktu dan tempat
Kita bebas mau mengakses dimanapun kapanpun karena kita tidak  perlu repot datang ke toko untuk membeli barang yang kita inginkan.
Dari factor tersebut kita bisa melihat bahwa belanja dengan sistem online memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan berbelanja di retail modern (offline), sehingga masyarakat lebih cenderung memilih berbelanja di online shop dibandingkan degan berbelanja di retail modern(offline). Namun kehadiran bisnis online tidak serta merta membuat masyarakat meninggalkan kebiasaan berbelanja di toko retail modern, ada sebagian masyarakat yang bahkan belum pernah berbelanja online karna alasan tertentu. Dari adanya bisnis online kita bisa melihat bahwa ada perubahan pola konsumsi dari masyarakat bisa berubah seiring waktu mengikuti zaman. semakin marak bisnis online berkembang di Indonesia membuat retail modern semakin kehilangan sebagian pangsa pasarnya. Tak mau ketinggalan  banyak diantara bisnis retail modern yang menggembangkan strategi pemasarannya melalui media social, sebagai contoh matahari dept.store juga mengiklankan dan menjual produknya melalui akun di internet .
Dengan adanya teknologi  juga mengubah pola produksi produsen, yang tentunya dengan adanya semakin memudahkan produsen dalam menproduksi suatu barang termasuk dalam hal penjualan yang tentunya juga akan semakin mudah. Dengan adanya kecanggihan teknologi erat kaitannya dengan biaya produksi, yang tentunya dengan adanya teknologi yang semakin anggih akan menurunkan biaya produksi. Sebagai contoh  jika di toko retail modern memerlukan karyawan/ pegawai yang banyak untuk menjalankan kegiatannya, maka bisnis online tak begitu, hanya memerlukan beberapa karyawan untuk menjalankan operasionalnya seperti customer service dan beberapa karyawan lain. Begitupun dengan tempat untuk menjalankan kegiatan penjualan online tidak memerlukan tokoh karena hanya memerlukan website untuk menjalankan proses penjualan/ pemasaran berbeda dengan bisnis retail modern dimana harus menyiapkan modal awal untuk membayar sewa gedung. Jika retail modern (offline) harus mempunyai stock barang untuk dijual dan hal ini tergantung permintaan pasar akan barang tersebut, bisnis online tidak harus menyediakan stock barang, karena disesuaikan dengan permintaann konsumen. Sistem pemasarannya pun tentu berbeda, dimana bisnis online tidak perlu serumit retail modern (offline) yang harus mencetak brosur dan menyebarkannya kepada masyarakat yang tentunya membutuhkan modal.
Kita bisa melihat perbedaan bisnis online dengan bisnis retail modern (offline). Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatannya termasuk dalam transaksi ekonominya. Dengan adanya teknologi semakin mengefisiensi waktu dan tenaga konsumen dalam hal mengkonsumsi suatu barang yang digunakan untuk berbelanja. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi juga mengubah pola produksi produsen yang tentunya dengan adanya kecanggihan teknologi semakin mempermudah proses penjualan dan menghemat biaya operasional. Perkembangan Teknologi mengubah kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia yang dulu terbiasa berbelanja offline beralih ke online karena kemudahan yang ditawarkan dari proses belanja online disbanding offline.
Dengan begitu kita bisa mengatakan dengan adanya perkembangan teknologi informasi mengubah pola konsumsi masyarakat, dimana kurva permintaan akan berubah naik dengan adanya perkembangan teknologi seperti bisnis online, namun berbanding terbalik dengan bisnis retail modern yang mengalami penurunan permintaan yang diakibatkan beralihnya konsumen ke bisnis online.
ini adalah contoh kurva permintaan yang saya ambil di internet, seperti yang telah saya tulis di halaman sebelumnya bahwa dengan adanya perkembangan teknologi informasi komunikasi dalam hal ini contohnya bisnis online yang sedang maraknya berkembang di Indonesia. Dimana permintaan akan barang di media online meningkat dibandingkan secara offline.sedangkan permintaan di bisnis offline menurun Sesuai dengan data BPS dan penjelasan dari Roy mendey diatas.
    
 
Yang Melatar Belakangi Minat Konsumen Lebih Memilih Belanja  Di Pasar Modern Seperti INDOMARET

Transaksi menjual dan membeli tak bisa lepas dari kehidupan manusia. Akibat arus modernisasi yang semakin berkembang transaksi jual beli pun mengalami perkembangan. Sehingga lahirlah istilah pasar modern. Pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, dengan pelayanan yang baik, dimana seperti yang kita ketahui di indonesia pertumbuhan pasar modern seperti indomaret kini sangat menjamur, tidak bisa dipungkiri hal ini menjadi ancaman untuk perekonomian warga indonesia sendiri dimana usaha-usaha kecil masyarakat yang ada di warung-warung maupun dipasar tradisional menjadi sepi pembeli, sehingga menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang.
Untuk itu saya melakukan observasi langsung dan mewawancarai pembeli atau konsumen mengenai hal yang melatarbelakangi minat konsumen lebih memilih belanja di Indomaret,
Konsumen pertama yang saya wawancarai yaitu Agia Cika Alamanda seorang mahasiswa UGM, menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk membeli di indomaret adalah karena tempatnya bagus jadi suasananya mendukung buat kita merasa nyaman saat berbelanja, dan diindomaret barang-barangnya lengkap sehingga tidak perlu berkeliling ke toko-toko untuk mencari jenis barang-barang yang berbeda.
Konsumen kedua yang saya wawancarai yaitu Farghani Hassanusi Seorang mahasiswa UMY Jurusan Tekhnik, menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk membeli di Indomaret adalah karena tempatnya strategis dia tidak perlu jauh-jauh karena disekitar kostnya sudah ada indomaret yang menyediakan berbagai keperluannya sehari-hari, tidak cuman snack ataupun makanan dan minuman saja, tetapi untuk peralatan mandi pun sudah tersedia. Dan menurutnya pelayanan di Indomaret sangat bagus karena ketika dia malas untuk mencari barang yang diperlukannya dia cukup menemui pelayannya dan barang tersebut akan ditunjukkan.
Konsumen ketiga yang saya wawancarai yaitu Bagaskara seoarang mahasiswa UMY jurusan Hubungan Internasional, Menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk membeli di Indomaret adalah karena tempatnya bagus dibanding dia harus membeli di pasar gamping yang tempatnya becek, dia juga menuturkan tidak mengerti soal tawar menawar yang diberlakukan disistem jual beli pasar, jadi menurutnya di Indomaret sudah terdapat harga pasti yang tidak membuatnya bingung akan melakukan penawaran atau tidak,dan dia mengatakan bahwa di Indomaret lebih cocok untuk terjadinya transaksi jual beli bagi mahasiswa atu anak muda jaman sekarang.
Konsumen keempat yang saya wawancarai yaitu Muhammad Ario WIB Jurusan Agroteknologi, menurut dia yang melatar belakangi minatnya untuk membeli di Indomaret adalah karena tempatnya nyaman, bersih, praktis tidak ribet, cepet dan barang serba ada, tempat atau lokasi indomaret yang banyak ditemukan dimana saja dan yang pasti strategis, serta pelayanannya yang baik dan ramah walaupun harga yang ditawarkan mahal karena adanya sistem pajak.
Konsumen kelima yang saya wawancarai yaitu seorang nenek bernama sumiati, menurut beliau dia tidak pernah membeli barang di Indomaret walaupun tempatnya strategis dan bersih ataupun menurut orang-orang lebih praktis tapi beliau lebih memilih berbelanja di pasar tradisional selain bisa melakukan penawaran soal harga disana dia juga bisa membandingkan harga penjual yang satu dengan penjual lainnya sehingga dipasar menurutnya lebih murah, beliau juga mengatakan dia bisa bercengkrama dengan penjual yg rata-rata usianya sama seperti beliau.
Teori permintaan dimana perbandingngan lurus  antara permintaan terhadap harganya, apabila permintaan naik maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun maka harga relatif akan turun.
Teori penawaran dimana semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Dan teori menurut ekonomi islam mengenai permintaan dan penawaran adalah teorinya hampir sama tapi islam titik beratnya pada  faedahnya dan ekonomi konvensional titik beratnya lebih pada harga.
Dari teori permintaan dan penawaran tersebut, terdapat kaitan dengan 4 responden dari kalangan mahsiswa yang menyatakan latar belakang mereka membeli di Indomaret tidak mempedulikan harga disana tetapi lebih kenyamanan mereka dalam berbelanja, karena indomaret lebih bersih, pelayanan yang bagus, barang yang serba ada ini merupakan hal-hal yang mempengaruhi faktor-faktor permintaan, dan indomaret menawarkan jumlah yang semakin banyak karena harga yang tinggi.
CONTOH ini membuktikan kurva permintaan juga bisa mengalami pergeseran, baik ke kanan maupun ke kiri. Pergeseran ini terjadi karena berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor kecuali faktor harga produk tersebut.
Berbagai faktor yang dimaksud diantaranya adalah SELERA.
Akan tetapi pada kalangan ibu-ibu atau responden seorang nenek tersebut memilih untuk tidak membeli di Indomaret karena mempermasalahkan soal harga.
Jadi dikasus ini tidak terjadi pergeseran kurva tetapi Pergerakan kurva permintaan dimana h pergerakan yang terjadi di sepanjang kurva permintaan yang diakibatkan oleh berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen sebagai akibat dari perubahan harga produk tersebut.
Jadi, jelas bahwa yang menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang kurva permintaan adalah karena perubahan harga produk yang bersangkutan. Pergerakan ini sejalan dengan Hukum Permintaan, yaitu ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun, sehingga titik pada kurva permintaan akan bergerak ke kiri.
Yaitu dari kurva indomaret tersebut dimana harga yang tinggi menyebabkan indomaret menawarkan jumlah barang yang banyak. Karena sebagian besar konsumen indomaret tidak mempermasalahkan harganya yang tinggi karena mereka akan tetap membelinya.
Kasus ini dalam islam teori penawaran dan permintaan yang terjadi di Indomaret ini disimpulkan bahwa mereka tidak menitik beratkan pada faedah karena mereka lebih memilih untuk kepuasan dan gaya hidup mereka tidak mengaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan.


Seberapa Besar Minat Konsumen Membeli Barang Atau Jasa Di Pasar Tradisional Gamping, Sekarang

Kebutuhan adalah aspek pokok bagi manusia, kebutuhan pangan terutama untuk mempertahankan hidupnya. Dalam  memenuhui kebutuhannya manusia dituntut untuk berlaku ekonomi dan saling berhubungan antara kelompok maupun individu satu dengan yang lainnya. Manusia sendiri tidak bisa hidup secara individualisme.
Hasil dari obsevasi kepada salah seorang mahasiswi UMY yang pernah berbelanja di pasar gamping ini bernama Retno Yulianita, dia menjelaskan bahwa berbelanja di pasar gamping ini tidak seefisien di pasar modern dimana ketika kita masuk ke dalam pasar kita harus memilih dengan teliti barang yang akan kita beli dan harus pintar-pintar melihat kondisi barang juga melakukan penawaran tinggi jika ingin mendapatkan harga yang cocok. Harus kita ketahui bahwa antara pedagang satu dengan pedagang lain menawarkan harga yang berbeda pada satu barang yang sama besaraanya maupun kualitasnya. Jadi bagusnya ketika masuk kedalam pasar harus tau harga standar pada suatu barang, tujuannya ketika kita melakukan penawaran kepada penjual tidak terlalu rendah sehingga pedagang tidak ‘menjerit’ akan tawaran yang konsumen minta.
Fasilitas yang ada di pasar gamping memang tidak terlalu menarik minat pembeli terutama remaja yang kebanyakan ingin simple dalam segala hal. Dimana hujan turun, maka pasar akan terlihat kumuh dan kotor, banyak genangan di berbagai sudut yang membuat becek ketika memasukinya belum lagi berdesakan dengan konsumen lain ketika memilih barang karena jalur yang disediakan tidak teratur sehingga kadang-kadang salah satu konsumen harus ada yang mengalah apabila berpas-pasan dengan konsumen lain.
Eka Nuraeni juga adalah mahasiswi UMY, sebagai anak kosan ketika pergi berbelanja kebutuhan di pasar gamping seperti makanan dan bahan pokok itu terbilang murah atau cocok dengan saku anak kosan. Karena kualitas dari bahan pokok nya juga bisa bersaing dengan pasar modern, soalnya di pasar gamping menjual produk yang segar tidak sisa atau bekasan kemarin di jual lagi. Tetapi dengan fasilitas yang ditawarkan oleh pasar gamping menurutnya tidak memuaskan dengan keadaan yang tidak bersih, juga posisi para pedagang yang tidak tertata membuat konsumen harus pintar memilih jalur. Di pasar gamping juga tidak selengkap di pasar bringharjo.
Dalam pelayanan menurutnya itu bagus, para pedagangnya ramah dan sangat antusias ketika ada konsumen yang mampir membeli. Tetapi sebagai anak kosan pergi ke pasar gamping itu hanya karena alasan tertentu saja tidak setiap hari atau bahkan seminggu sekali, kalaupun itu hanya membeli kebutuhan kosan atau kebutuhan sehari-harinya seperti perlegkapan mandi ataupun dapur bisa di beli di warung biasa dan tukang sayur atau pergi ke mini market.
Lain hal nya dengan Bu Mami dan Bu Jillah, keduanya adalah penjual sayur mentahan yang belum di olah, dengan kata lain reseller sayuran dari pasar gamping. Keduaya menjual berbagai macam sayuran yang di beli dari pasar gamping lalu di jual kembali dengan tambahan harga agar tidak terjadi defisit. Bu Mami dan Bu Jillah berjualan sayuran hanya di sekitaran rumahnya saja jadi pembeli yang ingin membeli sayuran bisa langsung datang ke tempat mereka berjualan.
Bu Mami dan Bu Jillah membeli semua kebutuhan dagangnya di pasar gamping, keduanya sudah memiliki langganan tetap disana jadi ketika Bu Mami dan Bu Jillah ingin membeli sayuran biasanya selalu SMS ( Short Message Service ) terlebih dahulu seller sayuran tetapnya, supaya ketika datang ke pasar gamping tinggal menggambil dan membayar pesanan juga tidak perlu lama-lama dan berdesakan dengan konsumen lain. Menurut Bu Mami berbelanja di pasar gamping tidak terlalu buruk, karena semua kebutuhan rumah tangga maupun konsumsi bisa dijumapai disana. Kita juga bisa bertemu langsung dengan petani sayuran sehingga kita bisa mendapatkan sayuran segar yang memang baru dipetik dari lahan pertaniannya.
Bu Mami dan Bu Jillah memang mengakui apabila tidak membeli sayuran di langganan tetapnya  harus bisa menawar dan memilih. Menurutnya fasilitas yang ditawarkan memang tidak senyaman di pasar modern, tetapi itu bukan jadi alasan untuk tidak berbelanja di pasar gamping.
Pak Agus namanya adalah pemilik warung kecil, produk yang sebagian kecilnya itu dibeli dari pasar gamping dan selebihnya dari grosiran. Pak Agus terbilang kadang-kadang pergi membeli kebutuhan warungnya di pasar gamping, karena memang kebutuhan warungnya setiap beberapa hari sekali selalu ada yang mengantar ke tempatnya, sehingga tidak terlalu repot harus pergi ke beberapa tempat. Pak Agus pergi ke pasar gamping ketika membeli kebutuhan konsumsi dan menacari produk dagang dengan harga murah untuk di jual kembali.
Bu Leni adalah seorang penjual bubur ayam. Ia berbelanja bulanannya terkadang di pasar gamping. Sementara untuk kebutuhan dagangnya ia hanya membeli di warung-warung biasa, karena memang untuk berjulan bubur ayam tidak terlalu membutuhkan banyak bahan sehingga membeli kebutuhan di warung biasa pun sudah tersedia. Bu Leni juga terkadang berbelanja kebutuhan bulannannya di pasar modern, alasannya sambil refreshing atau jalan-jalan bersama anak dan keluarganya. Tetapi ketika sedang sibuk kegiatan di daerahnya seperti arisan kampung, Bu Leni memilih berbelanja bulanan di pasar gamping karena jarak rumah dan pasar gamping kurang lebih hanya 3 km.
Jadi ketika melakukan observasi langsung ke pasar gamping memang jika di presentasekan 85% yang berbelanja kebanyakan adalah ibu-ibu dan 15% adalah remaja.




Terimakasih sudah berkunjung, dan tinggalakn komen dibawah ya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh Hasil Observasi Konsumsi Islami

Teori Konsumsi Islami ·          Pendahuluan Manusia pada dasarnya mempunyai kecenderungan berperilaku konsumtif, akan tetapi tidak...