Kamis, 10 September 2015

Laporan Observasi Unggas Petelur

Laporan Observasi Unggas Petelur
BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
      Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan memiliki sumber daya alam dan sumber pangan yang beragam, Indonesia seharusnya dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara berdaulat dan mandiri. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan cara memproduksi pangan sendiri melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya di bidang peternakan telah membuka peluang berwirausaha. Peluang wirausaha di bidang budidaya unggas petelur sangat besar karena telur adalah pangan pokok sebagai  sumber utama protein dan lemak hewani bagi  masyarakat.Telur adalah bahan pangan yang kaya akan kandungan protein dan lemak.
      Saat ini tantangan untuk  memenuhi kebutuhan pangan semakin besar.  Jumlah penduduk yang terus bertambah perlu diiringi dengan usaha meningkatkan produksi pangan.  Budidaya  ternak unggas menjadi salah satu usaha untuk memproduksi pangan, khususnya telur.
      Peluang wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat besar karena kebutuhan telur untuk memenuhi nutrisi masyarakat sangat tinggi. Hal ini menjadikan wirausaha di bidang budidaya ternak unggas petelur sangat menarik.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Jenis produk budidaya unggas petelur apa yang dipasarkan?
2.      Jenis telur apa saja yang paling laku dipasaran?
3.      Bagaimana pemasaran, harga dan pengemasan produk budidaya unggas petelur tersebut?

1.3  Tujuan Observasi
1.      Untuk mengetahui produk unggas petelur yang dipasarkan
2.      Mengidentifikasi telur yang paling laku dipasaran
3.      Untuk mengetahui pemasaran, harga dan pengemasan produk budidaya unggas petelur




BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Landasan Teori
Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam melakukan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya.
Dalam  berwirausaha, hal penting yang harus diperhatikan adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Tantangan dalam berwirausaha adalah pemasaran produk yang dihasilkan. Keberhasilan wirausaha sangat ditentukan oleh peluang pasar dari produk yang hasilkan.
     Budidaya adalah tindakan mengelola sumber daya nabati untuk diambil hasilnya. Budidaya juga diartikan sebagai usaha memelihara tanaman atau ternak mulai dari menyiapkan benih atau bibit untuk dipanen  hasilnya. Budidaya ternak adalah satu usaha untuk mendapatkan hasil dari peternakan. Salah satu budidaya ternak adalah telur.
     Unggas adalah jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok burung. Ciri-ciri unggas adalah bersayap, berbulu, berkaki, dan memiliki paruh. Berdasarkan produk yang dihasilkan, dikenal unggas petelur dan unggas pedaging. Unggas petelur adalah yang dipelihara untuk menghasilkan telur. Jenis unggas petelur antara lain adalah ayam, bebek/itik, burung puyuh, dan angsa.
    
2.2  Subjek Observasi
Produsen, distributor dan konsumen unggas petelur

2.3  Tempat Observasi
Produsen : Peternakan unggas petelur di Panatasan
Dstributor  : Pedagang unggas petelur di Pasar Banjar
Konsumen : Ibu rumah tangga di Jl. Husen Kartasasmita

2.4  Waktu Pelaksanaan Observasi
Jum’at, 28 Agustus 2015 (pukul :  13.00 - 15.00 WIB)
Jum’at, 04 September 2015 (pukul : 13.00 - 15.00 WIB)




2.5  Hasil Observasi
        2.5.1 Wawancara Produsen Unggas Petelur
Bapak Ujang memiliki usaha unggas petelur yang terletak di Panatasan, beliau merawat ayam-ayamnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Beliau telah membuka usahanya selama ± 10 tahun yang lalu. Jumlah ayam petelur di kandang Pak Ujang biasanya mencapai 600 ekor, namun karena sudah di lelang (di jual ), untuk sekarang hanya 300 ekor.  Pak Ujang biasanya meberi pakan ayam-ayamnya dengan : jagung, dedek, kosentrat (vitamin yang digunakan supaya induk ayam bisa menghasilkan telur tanpa dibuahi pejantan).
Ukuran kandang ayam Pak Ujang yaitu sekitar 7 x 12,5 m, yang setiap sekatnya berukuran 25 cm untuk satu ekor ayam. Pak Ujang melakukan perawatan terhadap ayam-ayamnya setiap sehari 2 kali, yaitu setiap pagi jam 07.00 WIB dan sore jam 14.00 WIB. Perawatan kandang dilakukan dengan pembersihan kotoran ayam yaitu satu minggu satu kali.
Pak Ujang memanen telur-telurnya setiap dua hari satu kali. Dalam setiap panen Pak Ujang bisa memperoleh telur ayam sebanyak 4.800 butir telur dari 600 ekor ayam.
Penyakit yang biasanya menyerang ayam-ayam Pak Ujang adalah penyakit Coli yaitu penyakit pembengkakan pada perut, penyakit ini disebabkan oleh air yang mengakibatkan ayam-ayam Pak Ujang tidak bisa bertelur. Untuk menghindari penyakin coli ini air yang digunakan untuk minum ayam-ayam harus rutin di beri kaporit.
Pak Ujang mengeluarkan biaya sebesar Rp. 352.800,- untuk 72 kg pakan dalam satu hari. Biasanya ayam pak Ujang di jual ke warung eceran seharga Rp. 20.000,- per kg supaya mendapat keuntungan lebih besar tetapi jika sudah mentok Pak Ujang akan menjual  ke pasar grosiran  yaitu seharga Rp. 19.000,- per kg. Pak Ujang membuat kandang ayam di atas kolam dengan tujuan supaya kotoran mudah di bersihkan, dan  juga sebagai pakan ikan yang ada di kolam tersebut.
Dalam satu bulan Pak Ujang mengeluarkan biaya untuk perawatan dan pakan sebesar Rp. 10.584.000,- dan penjualan telur dalam satu bulan mencapai Rp. 18.000.000,-. Sehingga keuntungan yang di dapatkan oleh pak Ujang adalah Rp 18.000.000,-  -  Rp. 10.584.000,- = Rp. 7.416.000,- per bulan.

        2.5.2  Wawancara Distributor Unggas Petelur
Pak Dede namanya, beliau sudah ± 10 tahun berjualan telur. Telur yang di jual oleh Pak Dede ada 3 jenis, yaitu telur ayam, telur bebek dan telur puyuh tetapi yang paling dominan adalah telur ayam. Modal awal beliau berjualan telur Rp. 5.000.000,00. Setiap 2 hari sekali pemasok mengirim 1,5 ton telur ayam seharga Rp. 20.000 di jual kepada konsumen seharga Rp. 21.000 . Keuntungan dari setiap telur ayam yang terjual Rp. 500. Telur ayam dikirim dari Cidolog-Cimaragas. Sementara harga telur puyuh Rp. 28.000/kg dan telur bebek Rp. 2.700/ butir.
        2.5.3 Wawancara Konsumen Unggas Petelur
Ibu Ratna adalah seorang pedagang soto bening. Beliau lebih sering mengkonsumsi telur ayam negri. Beliau biasanya membeli dari warung grosiran seharga Rp.25.000/kg. Dan biasanya juga beliau membeli telur ayam seminggu sekali.

             
           




BAB III 
PENUTUP 

3.1  Kesimpulan
1.      Biasanya telur ayam yang dipasarkan, namun ada juga telur bebek dan telur ayam puyuh.
2.      Telur yang paling laku dipasaran yaitu telur ayam negeri.
3.      Produsen lebih memilih memasarkan ke warung – warung. Karena, menghasilkan keuntungan lebih besar dibandingkan dipasarkan ke pasar.

3.2  Saran
1.      Sebaiknya produsen unggas ayam petelur lebih rajin membersihkan kandang ayamnya.




LAMPIRAN




DARTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 2014. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Cimahi : Erlangga









7 komentar:

Contoh Hasil Observasi Konsumsi Islami

Teori Konsumsi Islami ·          Pendahuluan Manusia pada dasarnya mempunyai kecenderungan berperilaku konsumtif, akan tetapi tidak...